Kondisi Sosial Ekonomi Pekerja Kebun Pasca Alih Kepemilikan Lahan Perkebunan Sawit di Nagari Giri Maju Kabupaten Pasaman Barat
DOI:
https://doi.org/10.24036/perspektif.v7i1.883Keywords:
Kondisi sosial ekonomi, pekerja kebun, Perkebunan sawitAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dampak alih kepemilikan lahan terhadap taraf kondisi sosial ekonomi petani yang menjadi pekerja kebun setelah menjual lahan perkebunan sawitnya kepada pihak luar. Penelitian ini penting untuk dilakukan karena kontribusi perkebunan sawit memengaruhi kondisi sosial ekonomi suatu masyarakat dan berdampak terhadap kesejahteraan serta kualitas hidup suatu masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe studi kasus. Teori yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini adalah teori aksi oleh Talcott Parson. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi non-partisipan dan studi dokumentasi. Informan dalam penelitian ini berjumlah 25 orang yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling, dengan kriteria pekerja kebun, masyarakat lokal, pengurus Koperasi Perkebunan Sawit (KPS), dan pegawai Nagari Giri Maju. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif dari Miles dan Huberman melalui empat tahap analisis yaitu, pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat dua dampak dari alih kepemilikan lahan pasca peremajaan sawit yang pertama adalah kondisi sosial mengalami pergeseran status sosial di dalam masyarakat pada posisi lebih rendah, yang kedua adalah kondisi ekonomi menurun karena rendahnya pendapatan yang diperoleh ketika sudah menjadi pekerja kebun sehingga memengaruhi aspek ekonomi lainnya seperti pendidikan anak, kesehatan keluarga, dan aspek kesejahteraan lainnya ikut menurun.