Kendala dalam Pengembangan Pariwisata Danau Talang Nagari Kampuang Batu Dalam Kecamatan Danau Kembar Kabupaten Solok
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kendala yang dihadapi oleh masyarakat dalam pengembangan pariwisata Danau Talang di Nagari Kampuang Batu Dalam. Hal ini menarik untuk diteliti karena wisata Danau Talang dikembangkan sejak tahun 2020 tetapi tidak memberikan dampak positif bagi masyarakat lokal. Selain itu, Danau Talang juga belum mengalami peningkatan pembangunan yang baik, terutama ditinjau dari segi kebersihan, keamanan, kurangnya perhatian penataan, serta sarana dan prasarana yang ada masih kurang, sehingga belum memberikan hasil yang maksimal, maka untuk itu perlu dikelola secara baik. Adapun teori yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini yaitu teori struktural fungsional Talcott Parsons dan komponen daya tarik wisata Cooper. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, dengan tipe penelitian studi kasus, pemilihan informan dilakukan secara purposive sampling dengan 15 orang informan, pengumpulan data secara observasi. wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Data reduction (reduksi data), data display (penyajian data), dan conclusion drawing / verification (penarikan kesimpulan). Lokasi penelitian di Kenagarian Kampung Batu Dalam Kecamatan Danau Talang Kabupaten Solok. Hasil penelitian menunjukan bahwa kendala dari tidak berkembangnya pariwisata Danau Talang adalah pertama, kurangnya daya promosi Danau Talang yang menyebabkan objek pariwisata Danau Talang menjadi kalah saing dengan objek pariwisata lainnya yang ada di Sumatera Barat. Kedua, infrastruktur yang kurang memadai sehingga dapat menjadi kendala dari pengembangan pariwisata Danau Talang. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya sarana prasarana yang diperlukan oleh wisatawan selama berada di suatu daerah tujuan wisata. Adapun sarana prasarana tersebut seperti kamar mandi, mushola, warung makan, toko, dan akses jalan yang sulit untuk dilalui. Ketiga, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang sadar wisata. Keempat, kurangnya dukungan pemerintah setempat.