Faktor Penyebab Pemuda Berbakat Bermain Sepakbola Tidak Mampu Melakukan Mobilitas Vertikal Menjadi Pemain Sepakbola Profesional (Studi Kasus: Nagari Aie Tajun Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman)
Abstract
Artikel ini bertujuan untuk mengetahui apa faktor penyebab pemuda yang berbakat bermain sepakbola tidak mampu melakukan mobilitas vertikal menjadi pemain sepakbola professional di Nagari Aie Tajun Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman. Indonesia dengan jumlah penduduk sebanyak 272,23 juta jiwa pada 30 Juni 2021 memiliki banyak potensi orang yang berbakat menjadi olahragawan termasuk menjadi pemain sepakbola, bahkan di Negara-negara yang sepakbolanya maju jumlah penduduk lebih kecil dari Indonesia. Pada kesadaran sepakbola untuk maju sebetulnya sudah di akomodir dalam Undang-Undang RI Nomor 3 Tahun 2005 Pada BAB II Pasal 4. Faktanya banyak pemuda yang berbakat bermain sepakbola di Negeri-negeri gagal maju menjadi pemain sepakbola profesional kalaupun ada hanya terjadi di beberapa daerah Tetapi banyak negeri-negeri lain yang juga memiliki pemuda yang berbakat bermain sepakbola untuk menjadi pemain profesional salah satunya nagari aie tajun. Teori yang digunakan struktural fungsional oleh Talcott Parson dan Robert K Merton. Penelitian memakai pendekatan kualitatif tipe studi kasus. Teknik pemilihan informan yaitu purposive sampling. Pengambilan data melalui observasi, wawancara, serta dokumentasi. Pemakaian teknik analisis data interaktif Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menemukan ada beberapa pemuda yang tidak mampu mengembangkan bakat sepakbola ke tingkat profesional karena beberapa faktor penyebab seperti tidak adanya fasilitas sepakbola, tidak adanya pembinaan, minimnya turnamen sepakbola, dan orientasi sepakbola. Oleh karena itu perlu adanya dukungan dan motivasi dari pihak yang terkait guna mewujudkan impian pemuda yang berbakat bermain sepakbola dan demi kemajuan sepakbola Indonesia.